color: #FF0000; Desember 2010 :: Nurdin Furry

Kamis, 23 Desember 2010

Makan Ikan Goreng Malah Picu Stroke?

Para ahli nutrisi selalu menyarankan tiga jenis makanan sehat yang wajib dikonsumsi yakni buah, sayur, dan ikan. Tapi, apakah ikan yang diolah dengan cara digoreng termasuk dalam makanan sehat?

Ternyata tidak. Paling tidak menurut sebuah penelitian yang melihat kaitan antara konsumsi ikan dan penyakit stroke. Survei yang dilakukan di wilayah yang disebut "sabuk stroke" di Amerika, yakni Carolina, Arkansas dan Lousiana, karena tingginya penderita stroke di daerah ini, menemukan mayoritas penduduk rutin makan ikan, tapi diolah dengan cara digoreng.

Stroke terjadi akibat pembuluh darah yang memasok nutrisi ke otak terhambat akibat sumbatan di pembuluh darah. Akibatnya sel-sel saraf yang butuh oksigen menjadi mati. Semua faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung, misalnya hipertensi dan kolesterol tinggi, juga bisa menyebabkan stroke.

Menurut penelitian, 32 persen penduduk di wilayah "sabuk stroke" mengonsumsi ikan goreng dua kali seminggu, bahkan lebih, dibanding penduduk di wilayah lainnya.

Dr.Fadi Nahab, direktur program stroke dari Emory University Hospital, menyebutkan menggoreng akan menyebabkan manfaat pencegahan stroke dari ikan ikut hilang.

Sebuah studi yang dilakukan di Spanyol menemukan, ketika digoreng kandungan asam lemak tidak jenuh omega-3 yang terdapat dalam ikan akan menghilang dan digantikan oleh lemak yang tidak sehat. Hal ini terutama pada ikan laut dalam, seperti ikan salmon. Pada ikan jenis lain, penurunan omega-3 yang terjadi memang tidak sebanyak ikan laut dalam.

"Mengonsumsi ikan saja tidak cukup. Yang perlu diperhatikan adalah cara pengolahan," kata Nahab. Alih-alih digoreng, ia menyarankan agar ikan dikukus, dibakar, atau dibuat sup.


Sumber: Kompas.com

Asam Folat dan Zat Besi Cerdaskan Bayi

Asam folat dan zat besi sangat penting untuk ibu hamil. Kecukupan kedua zat ini tidak hanya mencegah kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang pada bayi namun juga bisa membuat bayi yang dilahirkan lebih cerdas. Demikian menurut penelitian terbaru yang dilakukan di Nepal.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association itu menyebutkan suplemen zat besi dan asam folat yang dikonsumsi sebelum dan selama kehamilan membuat bayi yang dilahirkan memiliki kecerdasan dan kemampuan motorik lebih baik dibanding bayi yang ibunya tidak mengonsumsi suplemen prenatal.

Penelitian dilakukan secara double-blind dan random terhadap 676 anak yang diikuti riwayat kesehatannya hingga mereka berusia 7 dan 9 tahun. Anak dari kelompok ibu yang mendapat suplemen prenatal berupa asam folat dan zat besi menunjukkan kemampuan kognitif lebih tinggi. Mereka juga mendapat skor lebih tinggi pada kemampuan motorik serta mengungkapkan alasan, jika dibandingkan dengan anak dari kelompok kontrol yang ibunya tidak mendapat suplementasi.

Laura Murray-Kolb, peneliti, mengungkapkan kecukupan zat besi selama kehamilan akan memengaruhi neurotransmitter di otak sehingga berpengaruh pada kecepatan proses informasi. Sedangkan asam folat akan mempercepat replikasi sel selama kehamilan dan menurunkan terjadinya neural tube defects atau kegagalan menutupnya tabung saraf dengan sempurna.

Anemia sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan menonjol terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit ini ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah.

Hemoglobin merupakan pigmen protein yang memberi warna pada darah dan bertugas membawa oksigen ke paru-paru lalu didistribusikan ke seluruh jaringan dan organ tubuh untuk melakukan pembakaran yang menghasilkan energi.

Pada ibu hamil kekurangan folat menyebabkan meningkatnya risiko anemia sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu, dan pucat. Kebutuhan asam folat untuk ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram per hari. Makanan yang kaya akan asam folat antara lain brokoli, jeruk, bayam, roti, dan susu.


Sumber: Kompas.com